Terletak di daerah Indonesia, destinasi wisata yang cukup favorit. Bali yang merupakan penyokong pariwisata yang salah satunya tarian dan agama yang terkenal dengan kasta masyarakatnya namun kehidupan perempuan di kekang oleh adat istiadat.
Hingar bingar bali yang cukup terkenakan budaya dan wisatanya, sisi lain bali yang terkekang dengan adat istiadat karena menjunjung tinggi kasta strata dalam adatnya yakni, brahmana, satria, waisa, dan sudra.
Ida Ayu Telaga merupakan sosok penari kasta bramana, kasta tertinggi di Bali. Ibu telaga yakni Luh Sari merupakan kasta sudra, menceritakn tentang sebuah perbedaan pernikahan seorang brahmana murni dan brahmana non murni (kasta lain), Ida Ayu Telaga adalah sosok penari yang dikagumi dan segani masyarakat, hidupnya tidak pernah absen dalam menari di sebuah acara pentas maupun keagamaan. Strata sosial yang masih dijaga oleh warga bali sampai saat ini.
Karena Luh Sari berharap kelak Telaga mempunyai keluarga yang utuh dan sempurna dengan menikah dengan lelaki kasta brahmana, namun Telaga jatuh cinta dengan Wayan Sasmitha, sosok lelaki dari kasta sudra.
Dalam adatnya di Bali dapat menjadi pemasalahan apabila seorang perempuan brahmana menikah dengan lelaki sudra jika terjadi sebaliknya maka tidak masalah, Luh Sari dan suaminya harus meninggalkan kebangsawanannya dan ikut bersama masyarakat sudra yang lain. Pada adat istiadatnya banyak lelaki bali menikah atas dasar kasta, lelaki berbuat seenaknya,foya-foya, pelecehan seksual dan patriarki. Menyebalkan!
Kasta di Bali sangat di junjung tinggi keberadaanya untuk mengupayakan kenaikan derajat dan nilai kebangsawanan mereka. Siapa sangka hingar bingar Bali yang kaya wisata dan kental akan budaya ternyata menyimpan satu sisi yang tidak banyak diketahui oleh orang lain. Sosok perempuan yang menghadapi konflik masing-masing.
Dua orang perempuan Bali yang terkekang adat sendiri mereka perempuan yang berani menentang adat sendiri rela menderita untuk mencapai impian dan bersama dengan lelaki atas dasar kasih sayang. Dengan alur maju dan alur mundur, alur campuran.
Penokohan Ida Ayu Telaga yang merupakan seorang penari ini digambarkan sebagai perempuan yang cantik baik hati dan juga beruntung karena seoarang Putri Brahmana. Luh Sari ini adalah ibu Telaga yang bersikap otoriter dalam mendidik anaknya. Wayan Sasmita yang berasal dari Sudra atau kasta terendah masyarakat Bali sehingga dia itu memiliki sifat pendiam dan hormat karena ia sadar bahwa dirinya itu berasal dari kalangan masyarakat miskin.
Sebuah rumah besar masyarakat Brahmana yang memiliki peralatan rumah yang lengkap dengan semua yang diinginkan, amanatnya ialah bahwa ketika kita sudah memutuskan sesuatu maka kita harus berani menerima resiko serta harus pantang menyerah mengejar impian atau keinginan. Tarian Bali, Upacara adat Bali dan sistem pernikahan di Bali yaitu seperti pernikahan anumola dan sistem pratilumo.
Maka dari pada itu dengan menggunakan pendekatan struktural dapat disimpulkan bahwa berkaitan dengan adat dan budaya di Bali, nilai yang dapat kita ambil adalah menjadi “seseorang perempuan yang luar biasa adalah ketika dia bertanggung jawab dan tahu konsekuensi atas apa yang dia lakukannya “ tergambar pada sosok Ida Ayu Telaga yang ikhlas dan juga siap hidup susah setelah menikah dengan seorang Sudra yaitu Wayan atas dasar kasih sayang. Setiap perempuan harus berani mengambil resiko atas apa yang dia putuskan.